Apa salahku?
hanya kerna gading yang dicipta Tuhan,
lalu nyawaku kau ragut tanpa ehsan!
Andai gadingku mampu bersuara,
pasti tak rela diambil sebegitu rupa,
Andai gadingku mampu bertindak,
tentu merodok biar terpisah,
Ini takdirku,
akhirnya hayat berdarah kejam,
lewat tangan manusia tanpa belas,
hanya rakus terbentang,
belas kasihan sudah lama terbang...
Tunggulah manusia!
saat kehancuran pasti tiba,
detik pembalasan tentu tiba,
waktu perbicaraan tanpa berat sebelah,
ketika seisi alam menjadi saksi,
saat kau ratah wajahku dengan kejam!